Skip to main content

Sistem Numerasi

Untuk versi word lebih jelas :), klik di sini
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Konsep bilangan dan pengembangannya menjadi sistem angka muncul jauh sebelum adanya pencatatan sejarah, sehingga evolusi dari sistem itu hanyalah merupakan dugaan semata. Petunjuk mengenai awal manusia mengenal hitungan ditemukan oleh arkeolog Karl Absolom pada tahun 1930 dalam sebuah potongan tulang serigala yang diperkirakan berumur 30.000 tahun. Pada potongan tulang itu ditemukan goresan-goresan kecil yang tersusun dalam kelompok-kelompok yang terdiri atas lima, seperti lllll lllll lllll. Sehingga  tidak diragukan lagi bahwa orang-orang primitif sudah memiliki pengertian tentang bilangan dan mengerjakannya dengan metode ijir (tallies), menurut suatu cara korespondensi satu-satu. Ijir adalah sistem angka yang berlambangkan tongkat tegak.
            Jadi dapat kita buktikan bahwa orang orang terdahulu telah mengenal tulisan namun mereka tikak menggunakanangka untuk menghitung mereka menggunakan lambang-lambang yang telah mereka sepakati. Mereka menggunakan lambang itu untuk simbol dari perhitungan yang telah mereka lakukan. Mereka juga melakukan barter untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dalam perdagangan mereka juga menggunakan simbol-simbol yang sering mereka lakukan dalam kehidupan mereka. Berbeda-beda lambang yang digunakan oleh setiap wilayah maka berbeda simbol-simbol yang mereka gunakan dan disini kami akan membahas beberapa sistem numerasi yang sudah ada sejak lama
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Sejarah Perkembangan Sistem  Nunerasi
2.       Apakah Pengertian Sistem Numerasi
3.       Apa Saja Macam-Macam Sistem Numerasi





BAB II
PEMBAHASAN

A.   Sejarah Sistem Numerasi
            Ribuan tahun yang lalu, sebelum masa manusia gua menggunakan metode ijir, tidak ada angka untuk mewakili “dua” atau “tiga”. Sebaliknya jari, batu, tongkat atau mata digunakan untuk mewakili angka. Waktu itu belum terdapat jam maupun kalender untuk membantu melacak waktu, sehingga matahari dan bulan digunakan untuk membedakan siang dan malam hari. Peradaban purba paling tidak memiliki kata-kata untuk bilangan, seperti satu, dua dan banyak. Mereka menggunakan terminologi yang akrab dengan mereka seperti : kawanan, domba, “tumpukan, biji-bijian, dan banyak orang.[1]
            Seiring perkembangan peradaban, pengetahuan matematika diperlukan dalam ilmu teknik oleh bangsa-bangsa yang bermukim di sepanjang sungai untuk keperluan mengendalikan banjir, mengeringkan rawa-rawa, membuat irigasi, penghitungan hasil pertanian dan peternakan. Mereka memerlukan matematika untuk perhitungan sederhana. Untuk keperluan tersebut diperlukanlah bilangan-bilangan. Kebutuhan terhadap bilangan mula-mula sederhana tetapi makin lama makin meningkat. Menurut sejarah ketika manusia mulai mengenal tulisan (zaman sejarah) dan melakukan kegiatan membilang atau mencacah, mereka bingung bagaimana memberikan lambang bilangannya. Sehingga kemudian dibuatlah suatu sistem numerasi yaitu sistem yang terdiri dari numerial (lambang bilangan/angka) dan number (bilangan).
Beberapa konsep yang digunakan dalam sistem numerasi adalah
1.      Aturan Aditif  aturan ini didapat dari menjumlah nilai lambang-lambang pokok tidak menggunakan aturan tempat dan nilai dari suatu lambang. Simbolnya sama nilainya  dimanapun letaknya. Maksudnya adalah nilai dari suatu benda sama saja walau di letakkan dimanapun
2.      Aturan pengelompokan sederhana Jika lambang yang digunakan mempunyai nilai-nilai n0, n1, n2,… dan mempunyai aturan aditif.
3.      Aturan tempatJika lambang-lambang yang sama tetapi tempatnya beda mempunyai nilai yang berbeda
4.      Aturan Multiplikatif Jika mempunyai suatu basis (misal b), maka mempunyai lambang-lambang bilangan 0,1,2,3,..,b-1 dan mempunyai lambang untuk b2, b3, b4,.. dan seterusnya.    
B.   Pengertian  Sistem Numerasi
            Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral/ lambang bilangan. Banyaknya suku bangsa di dunia menyebabkan banyaknya sistem numerasi yang berbeda. Oleh karena itu suatu bilangan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam lambang, tetapi suatu lambang menunjuk hanya pada satu bilangan[2]. Artinya  adalah dalam satu bilanga bisa saja dinyatakan lebih dari satu bilangan bisa satu,dua maupun tiga karena begitu banyaknya pendapat tentang lambang untuk satu bilangan tersebut. Namun, arti dari smua itu sama walaupun lambang yang mereka gunakan berbeda- beda. Beda antara bilangan dan lambang bilangan(numeral) serupa dengan beda antara seseorang dengan namanya , beda antara benda dengan nama yang diberikan kepada benda itu, atau beda antara binatang dengan nama binatang yang ditunjuk.
            Sesuai dengan urutan waktu terjadinya ,beberapa sistem numerasi yang dikenal adalah sistem mesir kuno kurang lebih (3000 SM) , sistem Babilonia kurang lebih (2000 SM), sistem Yunani Kuno kurang lebih (600 SM), Maya (300 SM) , sistem Jepang-Cina kurang lebih (200 SM) sistem Romawi kurang lebih (100 SM) sistem Hindu –Arab (300 SM-750 SM). Ragam dari lambang-lambang bilangan yang digunakan adalah sebagai berikut.[3]
C.    Macam-Macam Sistem Numerasi
1.      Sistem Numerasi Mesir Kuno (±3000 SM)
            Bangsa Mesir Kuno telah mengenal alat tulis sederhana menyerupai kertas yang disebut papyrus. Mereka membuat tulisan berbentuk gambar-gambar dengan menggunakan sejenis pena dengan tinta berwarna merah atau hitam. Tulisan Mesir Kuno Sering disebut tulisan Hieroglif dan tulisan ini ditemukan dalam bentuk gambar pada papyrus ataupun guratan-guratan pada batu atau potongan kayu. Tulisan Mesir Kuno diperkirakan berkembang pada tahun 3400 SM.Sistem Numerasi Mesir Kuno bersifat aditif  contohnya :
Cara membacanya[4]
 Vertical staff                          Heel Bone ( tulang lutut )      
Scrool ( gulungan surat )         Lotus flower ( bunga teratai )
Pointing finger ( telunjuk )      Polliwing / burbot ( berudu )
Astronished man ( orang astronis )

2.      Sistem Numerasi Babilonia (±2000 SM)
          Tulisan atau angka bangsa Babilonia sering disebut sebagai tulisan paku karena betuknya seperti paku. Orang Babilonia menuliskan huruf paku menggunakan tongkat yang berbentuk segitiga yang memanjang dengan cara menekannya pada lempengan tanah liat yang masih basah sehingga dihasilkan cekungan segitiga yang meruncing menyerupai gambar paku. Tulisan paku diperkirakan dibuat pada tahun 2000 SM. Berikut ini adalah simbol-simbol Babilonia :
Ciri-ciri Sistem Numerasi Babilonia :
a.       menggunakan basis 60
b.      menggunakan nilai tempat
c.       simbol-simbol yang digunakan adalah ▼ dan <
d.      tidak mengenal simbol 0 (nol)

3.      Sistem Numerasi Yunani Kuno (±300 SM)
            Seperti halnya di Mesir dan Mesopotamia, bangsa Yunani pun mengembangkan system numerasinya sendiri. Sistem Yunani kuno pada mulanya disebut dengan sistem attic, muncul sekitar tahun 300 SM, kemudian berkembang menjadi sistem ionia (alfabetis) Yunani. Sistem Yunani Kuno terdapat 2 macam, yaitu :
a.       Sistem Yunani Kuno Attik
          Sistem Attic sering disebut sistem Acrophonic dan sistem Herodian. “Acrophonic” maksudnya adalah bahwa simbol bilangan tersebut berasal dari huruf pertama nama bilangan tersebut. Menggunakan sifat aditif, contohya :
2897 = 2000 + 500 + 300 + 50 + 20 + 5 + 4 = 2 x 1000 + 500 + 3x100 + 50 + 2 x 10 +5 + 4x1.
Contohnya satu sampai dengan empat [5]:
1 = I
2 = II
3 = III
4 = IIII
b.      Sistem Yunani Kuno Alfabetik
            Pada abad ke-5 SM, sistem attic diganti dengan sistem alfabetis, dengan lambang-lambang seperti pada tabel sistem angka alfabetis Yunani berikut ini[6] :
4.      Sistem Numerasi Maya (±300 SM)
            Tulisan atau angka yang dikembangkan bangsa Maya bentuknya sangat aneh, berupa bulatan lingkaran kecil dan garis-garis. Hal ini tentunya sangat dipengaruhi oleh alat tulis yang dioakai, yaitu tongkat yang penampangnya silindris, sehingga dengan cara menusukkan tongkat ke tanah liat akan berbekas lingkaran atau dengan meletakkan tongkat mereka sehingga berbekas garis.[7]
Ciri- ciri Sistem Numerasi Maya :
a.       menggunakan basis 20
b.      mengenal simbol 0 (nol)
c.       ditulis secara tegak atau vertical
          Berbasis 20 dan ditulis secara tegak. Suku bangsa Maya sudah mengenal bilangan tak hingga.
            Contoh: menulis 258.458 dalam bilangan Maya
                                    1(20)= 160.000
                                    12(20)3=  96.000
                                    6(20)2 =     2.400
                                    2(20)1 =          40
                                  18(20)0 =          18  +
                                                  258.458      

5.      Sistem Numerasi Romawi  (±100 SM)
            Bangsa Romawi menggunakan angka-angka untuk perhitungan-pehitungannya. Lambang bilangan Romawi ditulis menggunakan huruf besar yang sejalan dengan pemikiaran orang-orang Yunani. Sistem numerasi Romawi menggunakan basis 10. Pada dasarnya sistem Romawi ini merupakan sistem penjumlahan dan perkalian. Berikut ini simbol Sistem Numerasi Romawi :
I =1, I  disebut UNUS                                    V =5 , V disebut QUINQUE
X =10, X disebut DECEM                 L =50, L disebut QUINQUAGINTA
C =100, C disebut CENTUM             M =1000
6.      Sistem Numerasi Hindu (±300SM- 750 M)
            Bangsa Hindu pada tahun 300 SM diperkirakan sudah mempunyai angka-angka dengan menggunakan bilangan basis 10, tetapi mereka belum mengenal bilangan nol. Mereka mulai menggunakan sistem nilai tempat dan mengenali bilangan nol diperkirakan terjadi pada tahun 500 M.
Sifat-sifat:
·         Menggunakan 10 angka / digit yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
·         Menggunakan sistem bilangan dasar sepuluh. Artinya setiap sepuluh satuan dikelompokkan menjadi satu puluhan, setiap sepuluh puluhan menjadi satu ratusan, dan seterusnya.
·         Bilangan-bilangan yang lebih besar daripada 9 dinyatakan sebagai bentuk suku-suku yang merupakan kelipatan dari perpangkatan 10.
Antar suku dipisahkan oleh tanda plus ( + ).
Misalnya :  10 = 1x101+0x100
      205= 2x102+0x100+5x100
Menggunakan aturan tempat
Contoh: 1.234
1= ribuan           2= ratusan
3= puluhan         4= satuan[8]




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

            Ribuan tahun yang lalu, sebelum masa manusia gua menggunakan metode ijir, tidak ada angka untuk mewakili “dua” atau “tiga”. Sebaliknya jari, batu, tongkat atau mata digunakan untuk mewakili angka. Waktu itu belum terdapat jam maupun kalender untuk membantu melacak waktu, sehingga matahari dan bulan digunakan untuk membedakan siang dan malam hari. Peradaban purba paling tidak memiliki kata-kata untuk bilangan, seperti satu, dua dan banyak. Mereka menggunakan terminologi yang akrab dengan mereka seperti : kawanan, domba, “tumpukan, biji-bijian, dan banyak orang. Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral/ lambang bilangan. Banyaknya suku bangsa di dunia menyebabkan banyaknya sistem numerasi yang berbeda. Oleh karena itu suatu bilangan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam lambang, tetapi suatu lambang menunjuk hanya pada satu bilangan
·         Sistem Numerasi Mesir Kuno (±3000 SM) Bangsa Mesir Kuno telah mengenal alat tulis sederhana menyerupai kertas yang disebut papyrus. Mereka membuat tulisan berbentuk gambar-gambar dengan menggunakan sejenis pena dengan tinta berwarna merah atau hitam
·         Sistem Numerasi Babilonia (±2000 SM)Tulisan atau angka bangsa Babilonia sering disebut sebagai tulisan paku karena betuknya seperti paku
·         Sistem Numerasi Yunani Kuno (±300 SM)Seperti halnya di Mesir dan Mesopotamia, bangsa Yunani pun mengembangkan system numerasinya sendiri. Sistem Yunani kuno pada mulanya disebut dengan sistem attic, muncul sekitar tahun 300 SM.
·         Sistem Numerasi Maya (±300 SM)        Tulisan atau angka yang dikembangkan bangsa Maya bentuknya sangat aneh, berupa bulatan lingkaran kecil dan garis-garis
·         Sistem Numerasi Romawi  (±100 SM)   Bangsa Romawi menggunakan angka-angka untuk perhitungan-pehitungannya. Lambang bilangan Romawi ditulis menggunakan huruf besar yang sejalan dengan pemikiaran orang-orang Yunani

Daftar Pustaka

·         Dr. Ir. S. Dali Naga. 1980, Berhitung Sejarah Dan Perkembanganya. PT GTAMADIA. Jakarta
·         http://ririnfarin.blogspot.tw/2011/12/sistem-numerasi-sistem-numerasi-adalah.html/ 14 september  2013
·         reduxation.blogspot.tw/2013/06/sistem-numerasi-yunani-kuno-600-sm.html/14 september 2013
·         ninamath.wordpress.com/2013/03/14/sejarah-sistem-numerasi/ 14 september 2013
·         http://jalan-jalanpendidikan.blogspot.com/2012/01/perkembangan-sejarah-sistem-numerasi.html http://devichubis.blogspot.com/2011/12/sejarah-numerasi.html/ 16 september 2013
·         http://agis-nelasari.blogspot.com/2011/12/sejarah-sistem-numerasi_2337.html/16 september 2013
·         http://humairohs-hearitbetter.blogspot.com/2012/01/sistem-numerasi-maya_02.html
·         http://devichubis.blogspot.com/2011/12/sejarah-numerasi.html
·         http://sryagustinapink.blogspot.tw/2011/12/sistem-numerasi.html




[1] http://ninamath.wordpress.com/2013/03/14/sejarah-sistem-numerasi/ 14 september 2013

[2] http://ririnfarin.blogspot.tw/2011/12/sistem-numerasi-sistem-numerasi-adalah.html 14 september 2013
[2] http://jalan-jalanpendidikan.blogspot.com/2012/01/perkembangan-sejarah-sistem-numerasi.html/ 16 september 2013


[4] http://humairohs-hearitbetter.blogspot.com/2012/01/sistem-numerasi-maya_02.html

[5] Dr. Ir. S. Dali Naga. 1980, Berhitung Sejarah Dan Perkembanganya. PT GTAMADIA. Jakarta
[6] http://reduxation.blogspot.tw/2013/06/sistem-numerasi-yunani-kuno-600-sm.html/14 september 2013
[7] http://ririnfarin.blogspot.tw/2011/12/sistem-numerasi-sistem-numerasi-adalah.html/ 14 september 2013

[8] http://ririnfarin.blogspot.tw/2011/12/sistem-numerasi-sistem-numerasi-adalah.html/ 14 september  2013

Comments

Popular posts from this blog

ALAT PERAGA DAN MEDIA PEMBELAJARAN

untuk versi word klik di sini BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Jika kita melihat dinamika kehidupan ini, kita sudah tentu pasti melihat bahwa dunia ini terus mengalami perubahan demi perubahan. Perubahan tersebut adalah cenderung perubahan yang membawa ke hal yang lebih baik dari sebelumnya. Kita misalkan saja pada masalah teknologi yang semakin berkembang pesat menjadikan kita dituntut untuk mampu mengikuti arus tersebut. Mengikuti arus perkembangan zaman sangat perlu kita lakukan agar kita tidak termasuk orang yang tertinggal yang disebut kuno. Terkhusus untuk perkembangan teknologi, perkembangan ini sangat mempengaruhi berbagai bidang kehidupan kita di dunia hampir pada seluruh aspek kehidupan kita, baik itu dalam bidang sosial, budaya dan sebagainya. Begitu juga dalam dunia pendidikan, kita sangat membutuhkan teknologi demi kemajuan pendidikan yang lebih baik daripada sebelumnya. Dengan masuknya teknologi dalam dunia pendidikan, lembaga atau instansi pendidikan

Makalah Kurikulum 1994

untuk versi word klik di sini BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan pendidikan. Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai suatu kumpulan atau daftar pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit dengan cara pemberian nilai pencapaian belajar di kurun waktu tertentu. Kurikulum harus mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang berbeda secara individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun kemampuan belajar. Oleh karena itu, merumuskan suatu kurikulum sudah barang tentu bukan perkara gampang. Banyak faktor yang menentukan dalam proses lahirnya sebuah kurikulum. Dalam merancang kurikulum biasanya dibentuk suatu tim kerja khusus yang dapat berupa lembaga resmi, misalnya seperti Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Kurikulum sampai saat ini sebagai satu-satunya lembaga resmi bermandat menelurkan kurikulum bagi sekolah penyelenggara pendidikan nasional Indonesia. T