Untuk mendapat versi word, klik disini
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Secara epistemology, inovasi berasal dari kata latin, innovation yang
berarti pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya
memperbaruhi dan merubah. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju kearah
perbaikan; yang lain atau berbeda dari sebelumnya, yang dilakukan dengan
sengaja dan berencana. ( Fuad Ihsan, 2003: 191 )
Menurut Suprayekti ( 2004: 2 ), inovasi adalah segala sesuatu yang
diciptakan oleh manusia dan dirasakan sebagai hal yang baru oleh seseorang atau
masyarakat, sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupannya
- Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Apa
pengertian dari inovasi pendidikan.
2. Untuk
apa dipelajari inovasi pendidikan.
3. Apa
saja tipe dari inovasi.
4. Factor apa saja yang mendorong inovasi
5. Apa
penyebab inovasi itu gagal.
BAB II
KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN
A. Pengertian
Inovasi
Inovasi kadang pula diartikan sebagai penemuan, namun berbeda maknanya
dengan penemuan dalam arti discovery atau invention (invensi). Discovery
mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu telah ada
sebelumnya, tetapi belum diketahui. Sedangkan invensi adalah penemuan yang
benar-benar baru sebagai hasil kegiatan manusia. Prof. Dr. Anna memberikan
penjelasan: secara harfiah to discover berarti membuka tutup. Artinya
sebelum dibuka tutupnya, sesuatu yang ada di dalamnya belum diketahui orang.
Sebagai contoh perubahan pandangan dari geosentrisme menjjadi heliosentrisme
dalam astronomi. Nicolaus Copernicus memerlukan waktu bertahun-tahun guna
melakukan pengamatan dan perhitungan untuk menyatakan bahwa bumi berputar pada
porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, bahwa
planet-planet lain juga berputar mengelilingi matahari. Kesalahan besar yang ia
lakukan adalah bahwa ia yakin semua planet (termasuk bumi dan bulan)
mengelilingi matahari dalam bentuk lingkaran. Penemuan ini menggugah Tycho
Brahe melakukan pengamatan lebih teliti terhadap gerakan planet. Data
pengamatan kemudian membuat Johanes Kepler akhirnya mampu merumuskan
hukum-hukum gerak planet yang tepat. Penemuan ketiga tokoh tersebut merupakan
”discovery”. Sedangkan invent yang dalam kamus didefinisikan sebagai
menciptakan sesuatu yang baru yang tidak pernah ada sebelumnya. Contoh invention
adalah penemuan Thomas Alva Edison, yaitu penemuan perekam suara
elektronik, penyempurnaan mesin telegram yang secara otomatis mencetak huruf
mesin, mesin piringan hitam, dan pengembangan bola lampu pijar.
Inovasi diartikan penemuan dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang baik berupa discovery maupun invensi
untuk mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalah tertentu. Dalam inovasi
tercakup discovery dan invensi.
Berikut definisi inovasi dari berbagai sumber.
1. Inovasi adalah
pemasukan hal-hal yg baru; pembaruan. (Kamus Bahasa Indonesia: 2008)
2. Kata innovation
yang seringkali diterjemahkan sebagai pembaharuan selalu dirangkai dengan
penemuan (invention) sehingga pengertian inovasi merupakan hasil
penemuan baru akibat adanya perubahan. Kata inovation dalam khasanah
bahasa Indonesia telah diserap sebagai istilah indonesia ‘inovasi’ yang
dimaknakan sebagai suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau
diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau bagi masyarakat luas.
(Supriyanto, 2007: 1)
3. Inovasi adalah
memperkenalkan ide baru, barang baru, pelayanan baru dan cara-cara baru yang
lebih bermanfaat. Inovasi atau innovation berasal dari kata to
innovate yang mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu
yang baru. (http://all-about-trick.blogspot.com)
4. Menurut Rasli
inovasi adalah perkataan yang berasal daripada bahasa Latin ‘innovare’ yang
bermaksud memperbaharui atau meminda. Setiap perniagaan mesti melalui proses
inovasi dari semasa ke semasa untuk menjamin kesinambungan operasinya.
Menurutnya, proses inovasi adalah satu proses yang berterusan bagi memastikan
perusahaan akan dapat meneruskan persaingan dalam pasaran. Menurut Hussin
inovasi bisa dirumuskan sebagai satu proses penambahbaikan kepada pengeluaran
sesuatu produk atau peningkatan sesuatu perkhidmatan, dengan menggunakan
idea-idea baru. Perubahan ini bagi memenuhi kehendak dan tuntutan pelanggan
serta meningkatkan keuntungan sesebuah organisasi. (Saputra: 2009, dalam http://h210189.blog.binusian.org)
B. Karakteristik
Inovasi
Dari pengertian inovasi tersebut dapat ambil karakteristik atau ciri-ciri
dari inovasi, yaitu (Miranda, dalam http://dianmiranda.wordpress.com):
- Baru, berbeda dari hal atau keadaan
sebelumnya.
- Kualitatif, peningkatan nilai guna dan nilai tambah
pada peningkatan mutu.
- Hal, mencakup berbagai komponen dan aspek
dalam pendidik baik berupa ide, kegiatan/praktek kerja, dan hail produksi.
- Unsur kesengajaan, dilaksanakan
secara terencana.
- Meningkatkan kemampuan, meningkatkan
kemampuan berbagai sumber masukan yang ada dalam pendidikan yang meliputi unsur
manusia, kemampuan dana, sarana dan prasarana.
- Tujuan, mempunyai kejelasan sasaran dan
hasilnya.
Adapun karakteristik atau ciri-ciri suatu inovasi yang lain adalah sebagai
berikut (Kusuma: 2010, dalam http://fajarkusuma.student.umm.ac.id) :
1. Keuntungan
relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi
penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfatan suatu inovasi dapat diukur
berdasarkan nilai ekonominya atau dari faktor sosial, kesenangan, kepuasan,
atau karena mempunyai komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi
penerima makin cepat tersebarnya inovasi.
2. Kompatibel, yaitu tingkat
kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman lalu dan kebutuhan dari penerima.
Inovasi yang tidaksesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima
tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada di
masyarakat. Misalnya penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat
yang keyakinan agamanya melarang penggunaan alat tersebut maka tentu saja
penyebaran inovasi akan terhambat.
3. Kompleksitas, yaitu tingkat
kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerimanya.
4. Triabilitas, yaitu dapat
dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Misalnya, penyebaranluasan
penggunaan bibit unggul padi gogo akan cepat diterima oleh masyarakat jira
masyarakat daapt mencoba dulu untuk menanam dan dapat melihat hasilnya.
5. Dapat diambil
(observabilitas), yaitu mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi.
Misalnya, mengajak para petani yang tidak dapat membaca da menulis untuk
relajar mambaca dan menulis tidakakan segera diikuti oleh para petani karena
para petani tidak cepat melihat hasilnya secara nyata.
C. Pengertian
Inovasi Pendidikan
Berikut pengertian
inovasi pendidikan:
1. Hamijoyo
mengemukakan inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan kualitatif
berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Ibrahim
mendefinisikan inovasi pendidikan adalah inovasi (pembaruan) dalam bidang
pendidikan atau inovasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah
pendidikan, inovasi pendidikan merupakan suatu ide, barang, metode yang
dirasakan atau diamati sebagai hal baru bagi seseorang atau kelompok orang
(masyarakat) baik berupa hasil inversi atau diskoversi yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah-masalah pendidikan. Dari
kedua pendapat pakar di atas mengenai inovasi pendidikan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa inovasi pendidikan adalah ide, barang, metode yang dirasakan
atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat) yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan
atau memecahkan masalah-masalah pendidikan. (Kusuma: 2010, dalam http://fajarkusuma.student.umm.ac.id)
2. Inovasi
pendidikan adalah perubahan atau pembaharuan yang terjadi baik dalam bentuk
pemikiran/ide kegiatan, atau bentuk produk dalam upaya memperbaiki pendidikan
agar dapat meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien. (Miranda, dalam http://dianmiranda.wordpress.com)
D. Tipe Inovasi
a. Inovasi produk; yang
melibatkan pengenalan barang baru, pelayanan baru yang secara substansial
meningkat. Melibatkan peningkatan karakteristik fungsi juga, kemampuan teknisi,
mudah menggunakannya. Contohnya: telepon genggam, komputer, kendaraan bermotor,
dsb;
b. Inovasi proses; melibatkan
implementasi peningkatan kualitas produk yang baru atau pengiriman barangnya;
c. Inovasi
pemasaran; mengembangkan metoda mencari pangsa pasar baru dengan meningkatkan
kualitas desain, pengemasan, promosi;
d. Inovasi
organisasi; kreasi organisasi baru, praktek bisnis, cara menjalankan organisasi atau
perilaku berorganisasi;
e. Inovasi model
bisnis; mengubah cara berbisnis berdasarkan nilai yang dianut.
E. Sumber Inovasi
a. Secara
tradisional, sumbernya adalah inovasi fabrikasi. Hal tersebut karena
agen (orang atau bisnis) berinovasi untuk menjual hasil inovasinya.
b. Inovasi
pengguna; hal tersebut dimana agen (orang atau bisnis) mengembangkan inovasi sendiri
(pribadi atau di rumahnya sendiri), hal itu dilakukan karena produk yang
dipakainya tidak memenuhi apa yang dibutuhkannya.
Dalam dunia pendidikan, inovasi secara tradisional tampak dalam inovasi
yang dilakukan oleh Depdiknas –saat sistem pendidikan menganut sistem
sentralistik– dan kemudian diimplementasikan kepada pihak sekolah. Inovasi
pendidikan seperti ini cenderung merupakan Top-Down Innovation. Inovasi
seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak,
menganjurkan atau bahkan memaksakan. Contoh inovasi yang dilakukan oleh
Depdiknas seperti Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Guru Pamong, Sistem
Pengajaran Modul, Sistem Belajar Jarak Jauh dan lain-lain.
Model Top-Down Innovation berkebalikan dengan model inovasi yang
diciptakan berdasarkan ide, pikiran, kreasi, dan inisiatif dari sekolah, guru,
atau masyarakat yang umumnya disebut model Bottom-Up Innovation. Inovasi
model Bottom-Up Innovation termasuk dalam inovasi pengguna karena pihak
sekolah yang berkepentingan menggunakan hasil inovasi tersebut sekaligus
sebagai inovator.
F. Tujuan Inovasi
Pendidikan
Ada banyak tujuan inovasi tergantung permasalahan yang dihadapi
masing-masing inovator. Secara umum tujuan inovasi antara lain adalah (http://inovasipendidikan.wordpress.com) :
· Meningkatkan kualitas;
· Menciptakan pasar baru;
· Memperluas jangkauan produk;
· Mengurangi biaya tenaga kerja;
· Meningkatkan proses produksi;
· Mengurangi bahan baku;
· Mengurangi kerusakan lingkungan;
· Mengganti produk atau pelayanan;
· Mengurangi konsumsi energi;
· Menyesuaikan diri dengan undang-undang.
Tujuan dilakukannya inovasi pendidikan terutama adalah untuk meningkatkan
efesiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas pendidikan, seperti sarana dan
prasarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan
sebesar-besarnya (menuntut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan
pembangunan), dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah
yang sekecil-kecilnya.
Jika dikaji lebih jauh, arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi
tahap adalah sebagai berikut (Sutarno dan Fatmawati. 2009, dalam http://physicsmaster.orgfree.com):
1. Mengejar
ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan
teknologi sehingga makin lama pendidikan Indonesia makin berjalan sejajar
dengan kemajuan-kemajuan tersebut.
2. Mengusahakan
terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga
Negara. Misalnya meningkatkan daya tampung sekolah SD,SLTP,SLTA, dan perguruan
tinggi.
G. Siklus Inovasi
Siklus inovasi berlangsung seperti kurva difusi dimana pada tahap awal,
tumbuh relatif lambat, ketika kemudian pelanggan merespon produk tersebut
sebagai sebuah kebutuhan maka pertumbuhan produk meningkat secara eksponensial.
Pertumbuhan produk akan terus meningkat bila dilakukan inkrenetori inovasi atau
mengubah produk. Di akhir kurva pergerakannya melambat kembali dan cenderung
menurun.
Perusahaan yang inovatif akan bekerja dengan cara inovasi baru, yang
menggantikan cara lama untuk mempertahankan tumbuhnya kurva melalui pembaharuan
teknologi, bila teknologi tidak dilakukan pembaharuan pertumbuhan akan
cenderung stagnan atau bahkan menurun
.
H. Faktor Penunjang Inovasi
Inovasi dapat ditunjang oleh beberapa faktor pendukung
seperti (Saputra: 2009, dalam http://h210189.blog.binusian.org):
1. Adanya
keinginan untuk merubah diri, dari tidak bisa menjadi bisa dan dari tidak tahu
menjadi tahu.
2. Adanya
kebebasan untuk berekspresi
3. Adanya
pembimbing yang berwawasan luas dan kreaktif
4. Tersedianya
sarana dan prasarana
5. Kondisi
lingkungan yang harmonis, baik lingkungan keluarga, pergaulan, maupun sekolah.
Ciri-ciri manusia kreaktif dan inovatif biasanya
tercermin dari tingkah laku sehari-hari antara lain sebagai berikut :
ü Disiplin dalam bertindak
ü Umumnya taat pada aturan hukum
ü Selalu bersemangat
ü Cerdas dan cerdik
ü Mempunyai kelebihan dalam kekuatan
fisik, artinya dapat melakukan pekerjaan berjam – jam lamanya.
ü Menonjol dalam kemandirian
ü Berani menanggung resiko
ü Mempunyai daya imajinasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya.
I.
Faktor Penyebab
Kegagalan Inovasi
Faktor penyebab kegagalan inovasi adalah sebagai berikut
(Saputra: 2009, dalam http://h210189.blog.binusian.org) :
1. Posisi yang
tidak kompetitif
2. Andaian pasaran
yang tidak tepat
a. Salah andaian
tentang pasaran dan pengguna
b. Salah andaian
tentang pesaing
c. Salah kiraan
dalam kos pengeluaran
3. Prestasi
teknikal yang terhadang
a. Kegagalan
teknikal yang disebabkan oleh proses pembangunan prototype yang tidak realistik
b. Kelemahan
teknikal
4. Kepakaran
pengeluaran yang terhadang
a. Teknologi
pemrosesan yang lemah
b. Pengeluaran
yang tinggi
5. Sumber
kewenangan yang tidak mencukupi
Kegagalan inovasi mengakibatkan
hilangnya sejumlah nilai investasi, menurunkan moral pekerja, meningkatkan
sikap sinis, atau penolakan produk serupa dimaa datang. Padahal produk yang
gagal seringkali memiliki potensis ebagai ide yang baik, penolakan terjadi
karena kurangnya modal, keahlian yang kurang, atau produk tidak sesuai
kebutuhan pasar. Kegagalan harus diidentifikasi dan diselesksi ketika proses
berlangsung. Penyeleksian dini memungkinkan kita dapat menghindari uji coba ide
yang tidak cocok dengan bahan baku, sehingga dapat menghemat biaya produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Dziat. 2009.“Pengertian Lesson Study”,
(http://psy-educacao.blogspot.com, diakses tanggal 23 Maret 2010)
Kisno. 2010. “Makalah Micro Teaching”,
(http://retorikahidupseorangkisnounila.blogspot.com, diakses pada tanggal 23 Maret
2010)
Kusuma. 2010. “Inovasi Pendidikan”, (http://fajarkusuma.student.umm.ac.id, diakses tanggal 23 Maret 2010)
Lutfizulfi. 2008. “Model-Model Pembelajaran Inovatif untuk Digunakan Guru” (http://lutfizulfi.wordpress.com, diakses tanggal 23 Maret 2010)
Comments
Post a Comment