Untuk versi word, klik di sini
PENDAHULUAN
Selain Archimedes dari yunani Kuno kita
temukan juga bahwa orang- orang di india Kuno gemar akan bilangan-bilangan
besar. berbagai kisah dan dongeng mereka secara langsung maupun secara
terselubung telah menunjukkan bahwa bilangan besar muncul juga dalam kehidupan
berhitung mereka. Hal ini tampak pada usaha mereka untuk memberi nama kepada
satuan-satuanbilangan besar. Dalam Veda yang berasal dari zaman2.000 sampai
3.000 tahun lalu telah mendapat nama-nama bilanga berkelipatan sepuluh sampai
1023. Antaralain kita temukan nama-nama bilangan sebagai berikut:
1 koti = 100x100.000 = 107
1 ayuta = 100 koti = 109
1 niyuta = 100 ayuta = 1011
1 kankara = 100 niyuta = 1013
1
vivara = 100 kankara = 1015
Kita
temukan beberapa dongeng india kuno yang secara terselubung menampilkan
bilangan-bilangan besar sekalipun bilangan besar itu sendiri tidak mereka
sebutkan. Bilangan-bilangan besar memang menakjubkan orang. Namun pada batas
tertentu ketakjuban itu tidak lagi dapat
kita perbesar karena gambaran orang akan bilangan yang lebih besar lagi akan
menjadi kabur. Bilangan nol menyatakan banyaknya anggota himpunan yang tidak
mempunyai anggota sama sekali, atau himpunan kosong. Banyaknya anggota himpunan
kosong yaitu nol “0”.
Sifat-sifat bilangan nol:
A+0 = a ; a=0
0 x a = 0
0 : a = 0
0 ; 0 = tak tertentu atau tidak punya hasil
tunggal
a0 = 1
PEMBAHASAN
Berhitung di india kuno
telah mengenal satuan bilangan yang besar, namun sumbangan terbesar berhitung india kuno terhadap
pengetahuan berhitung kita bukan terletak pada bilangan- bilangan besar.
Sumbangan mereka terletak dalam p;enciptaan bilangan nol serta dalam sistem
bilangan dengan
Bilangan desimal yang dinytakan berdasarkan
sistemletak bilangan. Ternyata bilangan nol mempunyai peranan besar pengetahuan berhitung sampai sekarang ini.
betapa besar peranan bilang nol dalam sistem berhitung kita sekarang kiranya
dapat kita rasakan semua bilangan nol yang kini kita pergunakan kita tiadakan.
Ini berarti tidak hanya sistem penulisan bilangan kita akan kacau melainkan
juga sebagian pengetahuan kita tentang berhitung harus pula ditiadakan. Itulah
sebabnya Mack Black menyatakan bahwa “.....sekalipun tampaknya biasa saja namun
penggunaan nol dapat dianggap sebagai salah satu ciptaan cendikiaan dari
kebudayaan modern.
Demikian pula Hollingdale dan Tootill
menyatakan bahwa, “.(nol) melengkapi dunia dengan catatan yang luwes serta
mudah sehingga setiap bilangan, betapa besar pun bilangan itu adanya, dapat
dinyatakan secara khas oleh lambang-lambang tersusun berurutan yang diambil
dari perangkat yang sepuluh. Bilangan nol itu memberikan tingkat perkembangan
berhitung pada masa beberapa abad sesudahnya.
Dan Peter Baslow dalam bukunya New Mathematical and Philosofhical
Dictionary (1814) menyatakan bahwa penemuan sistem bilangan nol sebagai
lambang dari penggolongan ( klasifikasi) yang hilang. “ mungkin adalah salah
satu diantara langkah yang paling penting yang pernah diambil dalam matematika,
dan hal ini membangkitkan penghormatan terhadap penciptanya sebesar seperti
terhadap setiap pencipta lain dalam sejarah ilmu pengetahuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Syafe’i, rachmat. Ilmu Ushul Fiqh untuk IAIN, STAIN, PTAIS. Bandung. Pustaka setia.
2010.
Syarifudin, Amir. ushul fiqh metode mengkaji dan memahami hukum islam secara komprehensif. Bandung.
Pustaka setia. 2010.
Amrullah, Abdul Karim. Pengantar ushul fiqh. jakarta. Pustaka panjimas. 1984.
Nasution, muhammad syukri albani. Dasar-dasar ilmu ushul fiqh. Diktat.
IAIN Sumatera Utara. Medan.
2013.
Biek, syekh muhammad al-khudhori, dan
penerjemah al-hamid, zaid. Terjemah Ushul
Fiqh. Pekalongan. Raja
murah. 1982.
Khallaf, abdul wahab. Ilmu Ushul Fiqh. Semarang. Dina utama. 1994.
Ahmad, Zainal Abidin. Ushul Fiqh. Jakarta. Bulan bintang. 1974.
Comments
Post a Comment