Untuk versi word, klik di sini
BAB
I
Pendahuluan
a.
Latar
Belakang
Kimia merupakan salah satu dari beberapa ilmu eksak yang sangat
berpengaruh di dunia ini. Pengaruhnya juga dapat menandai sebagai tanda
kemajuan dari suatu negara. Semakin tinggi kemampuan suatu negara untuk
memanfaatkan ilmu kimia maka sudah bisa dipastikan negara tersebut adalah
negara maju. Kita bisa melihat negara maju yang mampu mengolah kimia dengan
sebaiknya misalnya negara jepang, iran, amerika dan yang lainnya mampu
memanfaatkan ilmu kimia secara maksimal maka negaranya maju. Jadi sudah sangat
jelas bahwa kimia juga bisa kita jadikan sebagai tolak ukur kemajuan negara.
Saat ini, ilmu kimia masih dikuasai oleh orang-orang barat. Padahal
dahulunya ilmu kimia adalah ilmu yang dikembangkan oleh umat islam. Namun karena
kehancuran umat islam di barat membuat semua berantakan dan ilmu-ilmu milik
islam diambil alih oleh orang barat setelah terjadinya perang salib yang mana
perang tersebut dimenangkan oleh umat kristen. Dan perpustakaan milik islam
diambil orang-orang barat sebagian dibakar, sebagian lagi buang ke sungai
tigris dan yang lainnya diambil dan dipelajari oleh orang-orang barat. Ini yang
membuat umat islam kalah dengan orang barat dalam masalah ilmu pengerahuan.
Sekarang ini umat islam kembali sadar akan pentingnya ilmu
pengetahuan. Apalagi mengetahui bahwa sebelumnya umat islam menguasai ilmu
pengetahuan. Umat islam semakin sadar atas kesalahan yang selama ini terjadi.
Dan sekarang umat islam mualai bangkit kembali untuk merebut secara sehat ilmu
pengetahuan yang selama ini dicuri oleh orang barat. Perebutan tersebut
ditandai dengan banyaknya umat islam yang sudah mau melakukan penelitian, yang
belajar ilmu-ilmu dunia dan sebagainnya.
b.
Rumusan
Masalah
a.
Adakah
hubungan kimia dengan Al-Qur’an?
b.
Apakah
Al-Qur’an menyuruh untuk melakukan penelitian kimia?
c.
Apakah
kimia memang milik islam?
d.
Apakah
benar pendiri ilmu kimia ada pada umat islam?
c.
Tujuan
Kami sangat mengharapkan untuk tercapainya tujuan yang kami
targetkan
a.
Mengetahui
bahwa ada hubungan antara kimia dengan Al-Qur’an
b.
Mengetahui
bahwasanya Al-Qur’an menyuruh umat islam untuk melakukan penelitian
c.
Mengetahui
bahwa di dalam Al-Qur’an membahas kimia
d.
Mengetahui
tokoh-tokoh kimia dari Islam
BAB
II
PEMBAHASAN
Kimia dalam
Islam
a.
Pengertian
Kimia
Secara bahasa kimia berasal dari bahasa arab dan yunani. Dalam
bahasa arab kimia كيمياء (Kimiya) yang artinya perubahan benda atau perubahan zat.
Sedangkan dalam bahasa yunani disebut χημεία (Khemeia)
adalah ilmu yang mempelajari komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi
skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi
mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga
mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk
menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern,
sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada
gilirannya ditentukan oleh gaya antar atom dan ikatan kimia.
b.
Perkembangan
Ilmu Kimia Perspektif Islam
Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para
kimiawan Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan
sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan para
kimiawan Muslim. Tak heran, bila dunia menabalkan kimiawan Muslim bernama Jabir
Ibnu Hayyan sebagai 'Bapak Kimia Modern'."Para kimiawan Muslim adalah
pendiri ilmu kimia," cetus Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18 M.
Tanpa tedeng aling-aling, Will Durant dalam The Story of Civilization IV: The
Age of Faith, juga mengakui bahwa para kimiawan Muslim di zaman kekhalifahanlah
yang meletakkan fondasi ilmu kimia modern.
Menurut Durant, kimia merupakan ilmu yang hampir seluruhnya
diciptakan oleh peradaban Islam. "Dalam bidang ini (kimia), peradaban
Yunani (seperti kita ketahui) hanya sebatas melahirkan hipotesis yang
samar-samar," ungkapnya.
Sedangkan, peradaban Islam, papar dia, telah memperkenalkan
observasi yang tepat, eksperimen yang terkontrol, serta catatan atau dokumen
yang begitu teliti.Tak hanya itu, sejarah mencatat bahwa peradaban Islam di era
kejayaan telah melakukan revolusi dalam bidang kimia.
Kimiawan Muslim telah mengubah teori-teori ilmu kimia menjadi sebuah
industri yang penting bagi peradaban dunia. Dengan memanfaatkan ilmu kimia,
Ilmuwan Islam di zaman kegemilangan telah berhasil menghasilkan sederet produk
dan penemuan yang sangat dirasakan manfaatnya hingga kini.
Berkat revolusi sains yang digelorakan para kimiawan Muslim-lah,
dunia mengenal berbagai industri serta zat dan senyawa kimia penting. Adalah
fakta tak terbantahkan bahwa alkohol, nitrat, asam sulfur, nitrat silver, dan
potasium--senyawa penting dalam kehidupan manusia modern--merupakan penemuan
para kimiawan Muslim. Revolusi ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan Muslim
di abad kejayaan juga telah melahirkan teknik-teknik sublimasi, kristalisasi,
dan distilasi. Dengan menguasai teknik-teknik itulah, peradaban Islam akhirnya
mampu membidani kelahiran sederet industri penting bagi umat manusia, seperti
industri farmasi, tekstil, perminyakan, kesehatan, makanan dan minuman,
perhiasan, hingga militer.
Pencapaian yang sangat fenomenal itu merupakan buah karya dan
dedikasi para ilmuwan seperti Jabir Ibnu Hayyan, Al-Razi, Al-Majriti,
Al-Biruni, Ibnu Sina, dan masih banyak yang lainnya. Setiap kimiawan Muslim itu
telah memberi sumbangan yang berbeda-beda bagi pengembangan ilmu kimia. Jabir
(721 M-815 M), misalnya, telah memperkenalkan eksperimen atau percobaan kimia.
Ia bekerja keras mengelaborasi kimia di sebuah laboratorium dengan serangkaian
eksperimen. Salah satu ciri khas eksperimen yang dilakukannya bersifat
kuantitatif. Ilmuwan Muslim berjuluk 'Bapak Kimia Modern' itu juga tercatat
sebagai penemu sederet proses kimia, seperti penyulingan/distilasi,
kristalisasi, kalnasi, dan sublimasi.
Cendekiawan-cendikiawan Barat mengakui bahwa Jabir Ibnu Hayyan
(721-815 H.) adalah orang yang pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam
kegiatan penelitiannya dalam bidang alkemi yang kemudian oleh ilmuan Barat
diambil dan dikembangkan menjadi apa yang dikenal sekarang sebagai ilmu kimia.
Jabir, di Barat dikenal Geber, adalah orang yang pertama mendirikan suatu
bengkel dan mempergunakan tungku untuk mengolah mineral-mineral dan
mengekstraksi dan mineral-mineral itu zat-zat kimiawi serta mengklasifikasikannya.
Muhammad Ibnu Zakaria, al-Rozi (865-925), telah melakukan kegiatan
yang lazim dilakukan oleh ahli kimia dengan menggunakan alat-alat khusus,
seperti distilasi, kristalisasi, dan sebagainya. Buku al-Razi (Razes), diakui
sebagai buku pegangan laboratorium kimia pertama di dunia.
Sang ilmuwan yang dikenal di Barat dengan sebutan 'Geber' itu pun
tercatat berhasil menciptakan instrumen pemotong, pelebur, dan pengkristal.
Selain itu, dia pun mampu menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan,
pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, dan
pemurnian.Berkat jasanya pula, teori oksidasi-reduksi yang begitu terkenal
dalam ilmu kimia terungkap. Senyawa atau zat penting seperti asam klorida, asam
nitrat, asam sitrat, dan asam asetat lahir dari hasil penelitian dan pemikiran
Jabir. Ia pun sukses melakukan distilasi alkohol. Salah satu pencapaian penting
lainnya dalam merevolusi kimia adalah mendirikan industri parfum.
Muhammad Ibn Zakariya ar-Razi Ilmuwan Muslim lainnya yang berjasa melakukan
revolusi dalam ilmu kimia adalah Al-Razi (lahir 866 M). Dalam karyanya
berjudul, Secret of Secret, Al-Razi mampu membuat klasifikasi zat alam yang
sangat bermanfaat. Ia membagi zat yang ada di alam menjadi tiga, yakni zat
keduniawian, tumbuhan, dan zat binatang. Soda serta oksida timah merupakan
hasil kreasinya.Al-Razi pun tercatat mampu membangun dan mengembangkan
laboratorium kimia bernuansa modern. Ia menggunakan lebih dari 20 peralatan
laboratorium pada saat itu. Dia juga menjelaskan eksperimen-eksperimen yang
dilakukannya. "Al-Razi merupakan ilmuwan pelopor yang menciptakan
laboratorium modern," ungkap Anawati dan Hill.
Bahkan, peralatan laboratorium yang digunakannya pada zaman itu
masih tetap dipakai hingga sekarang. "Kontribusi yang diberikan Al-Razi
dalam ilmu kimia sungguh luar biasa penting," cetus Erick John Holmyard
(1990) dalam bukunya, Alchemy. Berkat Al-Razi pula industri farmakologi muncul
di dunia.
Sosok kimiawan Muslim lainnya yang tak kalah populer adalah
Al-Majriti (950 M-1007 M). Ilmuwan Muslim asal Madrid, Spanyol, ini berhasil
menulis buku kimia bertajuk, Rutbat Al-Hakim. Dalam kitab itu, dia memaparkan
rumus dan tata cara pemurnian logam mulia. Dia juga tercatat sebagai ilmuwan
pertama yang membuktikan prinsip-prinsip kekekalan masa --yang delapan abad
berikutnya dikembangkan kimiawan Barat bernama Lavoisier.
Sejarah peradaban Islam pun merekam kontribusi Al-Biruni (wafat 1051
M) dalam bidang kimia dan farmakologi. Dalam Kitab Al-Saydalah (Kitab
Obat-obatan), dia menjelaskan secara detail pengetahuan tentang obat-obatan.
Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya peran farmasi dan fungsinya.
Begitulah, para kimiawan Muslim di era kekhalifahan berperan melakukan revolusi
dalam ilmu kimia.
Dulu dunia islam sangat maju sebelum terjadi perang salib, mulai
dari ilmu kedokteran, kimia, biologi, sosial, ilmu perbintangan/astronomi,
aljabar, science, filsafat dll semua ada di perpustakaan baghdad irak.
dimana selama masa perang salib, banyak buku2 islam yang diambil,
dan dibawa oleh pasukan salib dan sebagian lain dibakar oleh pasukan salib.
karena pada saat terjadi serangan pasukan salibis, buku2 di perpustakaan
baghdad dibakar dan dibuang ke sungai tigris. Jadi hampir semua teknologi dan science
yang ada di tangan orang-orang barat berasal dari kebudayaan Islam.
c.
Ayat-ayat
Al-Qur’an tentang Kimia
Al-Qur’an ternyata telah memberikan pernyataan tentang kimia jauh
sebelum penelitian dilakukan. Sehingga setelah adanya penelitian dan
menghasilkan hasil sesuai dengan isi kandungan Al-Qur’an membuat kita semakin
yakin bahwa Al-Qur’an merupakan perkataan Allah SWT karena hanya dia yang
mengetahui apa yang tidak kita ketahui.
Firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an:
ª!$#ur
/ä3s)n=s{
`ÏiB
5>#tè?
§NèO
`ÏB
7pxÿõÜR
¢OèO
ö/ä3n=yèy_
%[`ºurør&
4
$tBur
ã@ÏJøtrB
ô`ÏB
4Ós\Ré&
wur
ßìÒs?
wÎ)
¾ÏmÏJù=ÏèÎ/
4
$tBur
ã£Jyèã
`ÏB
9£JyèB
wur
ßÈs)Zã
ô`ÏB
ÿ¾ÍnÌßJãã
wÎ)
Îû
A=»tFÏ.
4
¨bÎ)
y7Ï9ºs
n?tã
«!$#
×Å¡o
ÇÊÊÈ
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjdaikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan. Dan tidak
ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan dengan
sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur
panjang dan tidak pula dikuarangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam
Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesunggguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah
(Q.S Al-Fathir [35]:11)
Ayat tersebut merupakan ayat yang menjelaskan tentang penciptaan
manusia oleh Allah yaitu dari tanah, dan hal ini sangat mudah sekali bagi Allah
untuk menjadikan apa saja yang ia inginkan. Perubahan seperti ini menjalani
proses kimia. Bahkan pertumbuhan manusia juga dikarenakan terjadinya proses
kimia di dalam tubuh. Misalnya pertambahan sel-sel dari dalam atau perkembangan
sel-sel juga menjalani yang namanya proses kimia.
Ayat yang lain yang berhubungan dengan kimia adalah:
Allah SWT berfirman:
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 9@»|Áù=|¹ ô`ÏiB :*uHxq 5bqãZó¡¨B ÇËÏÈ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah
liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk (Q.S Al-Hijr
[15]: 26)
Juga di dalam firman Allah SWT:
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»t#uä ÷br& Nä3s)n=s{ `ÏiB 5>#tè? ¢OèO !#sÎ) OçFRr& Öt±o0 crçųtFZs? ÇËÉÈ
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu
dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembangbiak (Q.S
Al-Rum [30]:20)
Ayat-ayat tersebut mengundang perhatian ke arah proses penciptaan
manusia terutama berhubungan dengan telaah tentang terjadinya reaksi kimiawi
dari subtansi-subtansi yang menjadi bahan baku penciptaannya dan pengaruhnya
terhadap perilakunya sebagai makhluk hidup.
Dan selain penciptaan manusia, Allah SWT juga menciptakan alam
semesta beserta isi-isinya:
Allah SWT berfirman:
§NèO
#uqtGó$#
n<Î)
Ïä!$uK¡¡9$#
}Édur
×b%s{ß
tA$s)sù
$olm;
ÇÚöF|Ï9ur
$uÏKø$#
%·æöqsÛ
÷rr&
$\döx.
!$tGs9$s%
$oY÷s?r&
tûüÏèͬ!$sÛ
ÇÊÊÈ
£`ßg9Òs)sù
yìö7y
;N#uq»yJy
Îû
Èû÷ütBöqt
4ym÷rr&ur
Îû
Èe@ä.
>ä!$yJy
$ydtøBr&
4
$¨Zyur
uä!$yJ¡¡9$#
$u÷R9$#
yxÎ6»|ÁyJÎ/
$ZàøÿÏmur
4
y7Ï9ºs
ãÏø)s?
ÍÍyèø9$#
ÉOÎ=yèø9$#
ÇÊËÈ
Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu
Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:”Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab:”Kami datang
dengan suka hati.” Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusan-Nya. Dan kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami menjadikannya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang (Q.S Fushshilat
[41]: 11-12)
Dalam ayat lain Allah juga berfirman:
óOs9urr& tt tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( xsùr& tbqãZÏB÷sã ÇÌÉÈ
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapa mereka tiada juga beriman ?(Q.S Al-Anbiya’ [21]: 30)
Di dalam ayat lain kembali Allah SWT berfirman:
uqèdur
Ï%©!$#
t,n=y{
ÏNºuq»yJ¡¡9$#
uÚöF{$#ur
Îû
ÏpGÅ
5Q$r&
c%2ur
¼çmä©ötã
n?tã
Ïä!$yJø9$#
öNà2uqè=ö7uÏ9
öNä3r&
ß`|¡ômr&
WxyJtã
3
úÈõs9ur
|Mù=è%
Nä3¯RÎ)
cqèOqãèö6¨B
.`ÏB
Ï÷èt/
ÏNöqyJø9$#
£`s9qà)us9
tûïÏ%©!$#
(#ÿrãxÿ2
÷bÎ)
!#x»yd
wÎ)
ÖósÅ
×ûüÎ7B
ÇÐÈ
Dan dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan
adalah ‘arasy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang
lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk
Makkah):”Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati.” Niscaya orang-orang
kafir itu akan berkata:’ini tidak lain adalah sihir yang nyata.’”(Q.S Hud [11]:
7)
Allah SWT berfirman:
`ÏBur Èe@à2 >äóÓx« $oYø)n=yz Èû÷üy`÷ry ÷/ä3ª=yès9 tbrã©.xs? ÇÍÒÈ
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat akan kebesaran Allah (Q.S Al-Dzariyat [51]: 49)
Ayat-ayat diatas dan ayat-ayat lain yang serupa dalam Al-Qur’an
mengajak manusia memikirkan dan merenungkan proses penciptaan yang dilakukan
Allah dengan berbagai konteksnya dan mendorong manusia mengadakan eksperimen
tentang interaksi antarberbagai subtansi yang berbeda, serta mengadakan studi
tentang perubahan-perubahan kimiawi yang memunculkan subtansi baru dan
seterusnya.
Allah SWT dalam bidang kimia juga sudah menjelaskan tentang tanah.
Tanah yang baik akan menghasilkan tanaman yang baik, sedangkan tanah yang buruk
tidak akan menghasilkan tanaman yang baik.
Allah SWT berfirman:
à$s#t7ø9$#ur
Ü=Íh©Ü9$#
ßlãøs
¼çmè?$t6tR
ÈbøÎ*Î/
¾ÏmÎn/u
(
Ï%©!$#ur
y]ç7yz
w
ßlãøs
wÎ)
#YÅ3tR
4
y7Ï9ºx2
ß$Îh|ÇçR
ÏM»tFy$#
5Qöqs)Ï9
tbráä3ô±o
ÇÎÑÈ
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh
subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya Hanya
tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi
orang-orang yang bersyukur.
Ini merupakan ayat Allah yang menjelaskan
tentang tanah yang baik. Oleh karena itu, jika kita menginginkan hasil panen
kita baik, maka kita harus memperbaiki tanah yang ditempati oleh tanaman yang
kita tanam. Ini merupakan juga merupakan proses kimia. Dan hal ini semua
manusia mengakui kebenarannya.
Selanjutnya kita beralih ke pembahasan madu. Aspek
kimia madu merupakan petunjuk abadi bagi para ilmuwan untuk mengungkap
keajaiban Tuhan yang mengubah struktur, sifat, dan kegunaan berbagai unsur
kimiawi dalam kombinasi yang berbeda-beda. Dalam hal ini, Allah berfirman:
4ym÷rr&ur y7/u n<Î) È@øtª[$# Èbr& ÉϪB$# z`ÏB ÉA$t6Ågø:$# $Y?qãç/ z`ÏBur Ìyf¤±9$# $£JÏBur tbqä©Ì÷èt ÇÏÑÈ §NèO Í?ä. `ÏB Èe@ä. ÏNºtyJ¨W9$# Å5è=ó$$sù @ç7ß Å7În/u Wxä9è 4 ßlãøs .`ÏB $ygÏRqäÜç/ Ò>#u° ì#Î=tFøC ¼çmçRºuqø9r& ÏmÏù Öä!$xÿÏ© Ĩ$¨Z=Ïj9 3 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºs ZptUy 5Qöqs)Ïj9 tbrã©3xÿtGt ÇÏÒÈ
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:”Buatlah
sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibuat
manusia.” Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah
jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya yang pada demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (Q.S Al-Nahl
[16]: 68-69)
BAB III
PENUTUP
a. Simpulan
Ilmu kimia merupakan ilmu eksak yang dapat
dijadikan sebagai simbol keberhasilan suatu negara. Kita bisa melihat negara
yang memahami kimia secara maksimal adalah negara maju. Oleh karena itu tidak
masalah untuk kita mempelajari, memahami serta melakukan penelitian tentang
kimia demi kemajuan bangsa kita.
Selain itu kita juga harus sadar bahwa ilmu
kimia yang maju pesat pada saat ini juga dikarenakan usaha umat islam yang
sangat luar biasa. Namun perang salib menjadi penghalang bagi umat islam untuk
meneruskan penelitian dan mengembangkan ilmu kimia hingga saat ini ilmu kimia
masih dikuasai oleh negara barat. Ini lah yang harus kita upayakan agar kita
menguasai kembali ilmu-ilmu islam yang beralih.
b. Saran
Kita merekomendasi bagi para pembaca agar mau
minimal memahami kimia, dan mengetahui ilmu-ilmu dasar kimia. Karena ilmuwan
muslim sudah bersusah payah menemukan kimia dan mengembangkannya.
DAFTAR PUTAKA
Comments
Post a Comment