Skip to main content

Aljabar dan Sejarah Perkembangannya

Untuk versi word, klik di sini
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pernahkah Anda membayangkan kalau matematika yang saat ini ada, melibatkan peran tokoh Islam yang tidak sedikit dalam perkembanganya? Pertanyaan ini sengaja dimunculkan karena sebagian orang masih memandang apriori terhadap matematika. Mereka berpikir bahwa matematika tidak Islami. Matematika dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Untuk itulah, tulisan ini akan menjawabnya berdasarkan hasil penelusuran berbagai jurnal dan teks-teks sejarah. Mungkin tulisan ini belum lengkap dan utuh dalam memotret sejarah matematika, namun setidaknya dapat memberikan wawasan awal bagi para pembaca.
Sejarah matematika diawali dengan temuan-temuan terkait dengan aljabar. Aljabar merupakan cabang matematika yang sangat penting dalam membentuk karakter matematika anak, Karena dengan aljabar anak dilatih berpikir numerik, kritis, kreatif, bernalar dan berpikir abstrak. Dengan aljabar pula, anak dikenalkan bilangan, variabel dan berbagai simbol matematika yang familier dalam kehidupan sehari-hari.
B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas :
1.      Bagaimana sejarah dan perkembangan Aljabar ?
2.      Apa saja bentuk-bentuk Aljabar ?
3.      Dan apa saja jenis-jenis Aljabar ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui secara detail mengenai sejarah perkembangan Aljabar.
2.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk Aljabar.
3.      Untuk mengetahui janis-jenis Aljabar.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Aljabar dan Sejarah Perkembangannya
Aljabar (Algebra) adalah cabang matematika yang mempelajari tentang struktur, hubungan dan kuantitas. Untuk mempelajari hal-hal ini dalam aljabar digunakan simbol (biasanya berupa huruf) untuk merepresentasikan bilangan secara umum sebagai sarana penyederhanaan dan alat bantu memecahkan masalah. Contohnya, x mewakili bilangan yang diketahui dan y bilangan yang ingin diketahui. Sehingga bila Andi mempunyai x buku dan kemudian Budi mempunyai 3 buku lebih banyak daripada Andi, maka dalam aljabar, buku Budi dapat ditulis sebagai y = x + 3. Dengan menggunakan aljabar, Anda dapat menyelidiki pola aturan aturan bilangan umumnya. Aljabar dapat diasumsikan dengan cara memandang benda dari atas, sehingga kita dapat menemukan pola umumnya.
Dalam sejarah, aljabar berkembang dalam tiga tahapan, yaitu:
·         Pertama, tahap retorikal (the rethorical stage).
Tahapan ini  ditandai dengan digunakannya bahasa sehari-hari untuk menyelesaikan permasalahan tertentu dan belum digunakannya simbol untuk mewakili sesuatu yang tidak diketahui.
·         Kedua, tahap syncopated aljabar.
Tahapan ini muncul  sejak dikenalkannya penggunaan simbol berupa huruf terkait dengan pernyataan aljabar.
·         Ketiga, tahap inovasi vieta atau simbolik.
Tahapan ini merupakan tahapan krusial dalam perkembangan simbolisasi aljabar, yakni aljabar simbol. Pada tahapan ini pula, mulai dimungkinkan menyatakan aljabar sebagai alat untuk memberikan aturan-aturan berkaitan dengan relasi secara numerik.

Ketiga tahapan di atas bila dirinci abad per abad dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, aljabar diindikasikan ada  pertama kali  di Mesopotamia (4000 tahun sebelum masehi atau SM). Pada masa ini, matematika Mesopotamia berakar pada  permasalahan akutansi yang sejak awal merupakan bagian penting sistem birokrasi Dinasti Mesopotamia pertama.  Model inilah pada akhirnya berkembang menjadi aljabar di Babylonia (2000-1700 SM).
Kedua, aljabar selanjutnya ditemukan  di Mesir (tahun 1650 SM). Tulisan  Rhind Mathematical Papyrus atau lebih dikenal A’h-mose Papyrus merupakan tulisan yang sangat terkenal pada masa iniContoh permasalahan aljabar pada Papyrus: ”Sebuah  bilangan  ditambahkan dengan 1/7 dari bilangan itu hasilnya  19. Berapakah bilangan yang dimaksud?” Itulah salah satu contoh cuplikan permasalahan aljabar yang ditemukan pada naskah Papyrus.
Ketiga, aljabar ditemukan pula di zaman Babylonia Kuno periode  sekitar 1700 SM. Babylonia Kuno merupakan negara di semenanjung Persia, yang saat ini menjadi negara Irak dan Iran.  Pada masa ini, ditemukan lebih banyak bukti tentang permasalahan aljabar,  karena para penulis Babylonia menulisnya di prasasti bebatuan sehingga peninggalannya masih ada hingga sekarang. Beberapa permasalahan yang tertulis di antaranya: x2 +  x = ¾;  dan x2 – x = 870.
Keempat, bila ditelusuri di China  sekitar tahun  200 SM dapat ditemukan pula  buku matematika China yang paling terkenal yakni sebuah buku klasik berisi ringkasan permasalahan-permasalahan matematika. Buku tersebut diberi judul Jiuzhang Suanshu (Nine Chapter on the Mathematical Art). Seperti halnya dengan penulis-penulis Babylonia, penulis China juga berupaya memasukkan setiap permasalahan dengan logaritma penyelesaian yang rinci, namun tidak didiskusikan bagaimana metode penyelesaian yang dapat digunakan.
Kelima, pada  abad ke-9 di Bagdad ditemukan seorang ilmuwan besar bernama Mohammad ibn Musa al-Khawarizwi (780-850 M), dengan naskah aljabar yang dituangkan dalam buku Al-kitab al-muhtasar fi hisab al-jabr w’al-muqabala. Al-Khawarizwi dikenal sebagai ilmuwan besar dan terbaik di zamannya karena dia berani merintis dan mendobrak tradisi keilmuan dalam Islam. Bagian pertama buku ini berisi petunjuk cara menyelesaikan persamaan kuadrat dan linear.  Bila membaca tulisan-tulisan al-Khawarizwi, maka didapatkan: “Aturan-aturan pada al-jabr dan al-muqabala yang merujuk pada prosedur-prosedur baku penyelesaian persamaan”. Al-jabr berarti operasi memindahkan suatu kuantitas/bilangan dari satu ruas ke ruas lainnya dengan cara mengurangi kuantitas/bilangan itu. Sementara itu, al-muqabala merujuk kepada pengurangan suku-suku positif dengan mengurangi bilangan yang sama pada kedua ruas persamaan. Sebagai contoh, mengubah 3x + 2 = 4 - 2x  menjadi 5x + 2 = 4 adalah contoh al-jabr, sedangkan mengubah 5x + 2 = 4 menjadi 5x = 2 merupakan contoh al-muqabala .
Karya Islam lain yang sangat berharga dan memberikan sumbangan terhadap perkembangan aljabar dapat dijumpai pada naskah “The al-jabr w’al muqabala,” ditulis oleh Omar Kayyam sekitar tahun 1100 M. Omar Kayyam berpendapat bahwa salah satu cabang ilmu pengetahuan yang diperlukan di dalam filsafat matematika adalah ilmu tentang al-jabr dan al-muqabala. Ilmu ini memiliki tujuan untuk menentukan hal-hal yang belum diketahui (variabel) baik, secara numerik maupun geomeri.  Dengan kata lain, ilmu al-jabr pada abad ke-12 yang akhirnya berubah menjadi “aljabar,” memiliki tujuan untuk menyelesaikan persamaan.
Keenam, para matematikawan Islam dan Eropa (bertempat di Italia) pada abad ke-16 melakukan suatu rangkaian kerjasama untuk menyelesaikan persamaan secara aljabar. Akan tetapi, mereka belum ada yang berhasil menyelesaikannya hingga tahun 1510 M (zaman Scipio del Ferro). Penyelesaian persamaan pertama kali dipublikasikan oleh Gerolamo Cardano dalam bukunya Ars Magna, sive de Regulis Algebraicis (The Great Art, or on the Rules of Algebra) tahun 1545 M. Karya-karya al-Khawarizwi, pada masa ini juga diterjemahkan oleh ilmuwan Eropa bernama Robert Chester dan Gerard Cremona. Pada masa inilah mulai redupnya ilmuwan-ilmun Islam di Timur Tengah, dan matematika menjadi lebih berkembang di Eropa.
Mulai abad ke-18, ilmuwan-ilmuwan Eropa yang dipelopori Leonard Euler mulai berjaya. Euler menulis buku Introduction to Algebra. Buku ini berupaya merangkum semua karya yang  telah dikerjakan oleh para ilmuwan sebelumnya. Teks pertama yang ditanganinya adalah sifat-sifat bilangan bulat, pecahan, bilangan rasional, dan bilangan kompleks. Euler juga berjasa dalam mengenalkan bilangan imajiner  sebagai bilangan yang ada di dalam imajinasi manusia, akan tetapi memiliki sifat bahwa bila dikalikan dengan dirinya sendiri hasilnya berupa bilangan negatif.
Pada abad ke-20, aljabar terus berkembang di Eropa dengan tokoh Maclane dan Birkhoff. Mereka memandang aljabar sebagai seni dalam memanipulasi penjumlahan, perkalian dan perpangkatan bilangan. Aturan-aturan pada manipulasi ini dikenakan pada semua bilangan, dan banyak manipulasi dikenakan pada huruf sebagai representasi dari bilangan.  
Beberapa pelajaran penting yang dapat dipetik dari sejarah perkembangan matematika di atas adalah sebagai berikut:
1.      Secara historis redupnya peran tokoh Islam dalam perkembangan matematika sejak abad ke-18 disebabkan karena mereka kurang mendapatkan penghargaan di Timur Tengah. Mereka lebih merasa dihargai di Eropa. Akibatnya, mereka lebih cenderung berbondong-bondong pindah ke universitas-universitas di Eropa dan memperkuat basis keilmuan di Eropa. Penghargaan tidak harus dalam bentuk materi, namun kesempatan untuk mengaktualisasikan diri guna mengembangkan  keilmuanya. Untuk itulah, agar Islam kembali berjaya dan menjadi leading dalam ilmu-ilmu umum seperti yang terjadi pada abad ke-9, maka perguruan tinggi Islam jangan sampai menafikan pula ilmu-ilmu umum. Budaya keilmuan, perhatian  terhadap para ilmuwan/dosen, dan fasilitas-fasilitas yang memberikan kemudahan akses referensi seperti yang dilakukan perguruan tinggi di Amerika, Eropa dan Australia harus segera dilakukan.
2.      Sejarah memberikan gambaran kepada kita bahwa matematika hadir dipelopori oleh tokoh-tokoh Islam. Perenungan atau reifikasi diperlukan untuk memahami dan mengembangkan matematika.  Sejarah juga menunjukkan bahwa reifikasi telah menjadi senjata utama melawan kesulitan yang muncul sebagai akibat mempelajari dan mengembangkan matematika yang abstrak. Oleh karena itu, agar generasi Islam ke depan kembali mencintai matematika, mereka juga harus diberi kesempatan untuk selalu melakukan reifikasi. Agar hal itu dapat terwujud, maka berbagai fasilitas dan kesejahteraan yang mendukung kondisi itu harus segera diwujudkan. Jika hal itu diwujudkan, maka insya Allah Islam kembali akan berjaya seperti yang terjadi pada abad ke-9.  

B.     Jenis-Jenis Aljabar
Aljabar dapat dipilih menjadi kategori berikut:
1.      Aljabar Dasar
Aljabar dasar ini mencatat sifat-sifat operasi bilangan riil, menggunakan simbol sebagai "pengganti" untuk menandakan konstanta dan variabel, dan mempelajari aturan tentang ungkapan dan persamaan matematis yang melibatkan simbol-simbol tersebut.
2.      Aljabar Abstrak
Aljabar abstrak secara aksiomatis mendefinisikan dan menyelidiki struktur aljabar seperti kelompok matematika, cincin matematika dan matematika bidang.
3.      Aljabar Linear
Aljabar linear mempelajari sifat-sifat khusus ruang vektor (termasuk matriks).
4.      Aljabar Universal
Aljabar universal mempelajari sifat-sifat yang dimiliki semua struktur aljabar.
5.      Aljabar Komputer
Aljabar yang mengumpulkan manipulasi simbolis benda-benda matematis.




C.    Bentuk-Bentuk Aljabar
Bentuk-Bentuk seperti 2a , -5b, x3, 3p + 2q disebut bentuk aljabar. Pada bentuk aljabar 2a, 2 disebut koefisien, sedangkan a disebut variabel (peubah).
Persamaan dan pertidaksamaan linear
1.      Persamaan Linear Satu Variabel
Persamaan Linear Satu Variabel berarti persamaan pangkat satu. Pada persamaan linear ini berlaku ruas kiri dan ruas kanan dapat dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama. Contoh :
1.       r + 3 = 10
 r + 3 - 3 = 10 - 3 (sama sama dikurangi dengan bilangan yang sama yaitu 3)
 r = 7
2.      3p = 12
 3p / 3 = 12/3 (sama-sama dibagi dengan bilangan yang sama yaitu 3)
 p = 4

2.      Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Pertidaksamaan linear satu variabel berarti kalimat terbuka yang memiliki tanda <,>,. Pada persamaan linear berlaku hukum:
  1. Ruas Kiri dan kanan dapat ditambah, dikurangi, dikali, atau dibagi bilangan yang sama.
  2. Jika variabel bertanda minus, harus diganti menjadi positif dengan mengali bilangan negatif dan membalikan tanda. Contoh :
1.       5v - 7 > 23                                          2.  -2a < 10
 5v - 7 + 7 > 23 + 7                                  -2a/-2 > 10/-2
  5v / 5 > 30 / 5                                           a > -5
  v > 6
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1)      Mohammad ibn Musa al-Khawarizwi (780-850 M) adalah seorang ilmuwan besar, dengan naskah aljabar yang dituangkan dalam buku Al-kitab al-muhtasar fi hisab al-jabr w’al-muqabala. Al-Khawarizwi dikenal sebagai ilmuwan besar dan terbaik di zamannya karena dia berani merintis dan mendobrak tradisi keilmuan dalam Islam. Bagian pertama buku ini berisi petunjuk cara menyelesaikan persamaan kuadrat dan linear.  Bila membaca tulisan-tulisan al-Khawarizwi, maka didapatkan: “Aturan-aturan pada al-jabr dan al-muqabala yang merujuk pada prosedur-prosedur baku penyelesaian persamaan”. Al-jabr berarti operasi memindahkan suatu kuantitas/bilangan dari satu ruas ke ruas lainnya dengan cara mengurangi kuantitas/bilangan itu. Sementara itu, al-muqabala merujuk kepada pengurangan suku-suku positif dengan mengurangi bilangan yang sama pada kedua ruas persamaan.
2)      Dalam sejarah, aljabar berkembang dalam tiga tahapan, yaitu:
·         Pertama, tahap retorikal (the rethorical stage).
·         Kedua, tahap syncopated aljabar.
·         Ketiga, tahap inovasi vieta atau simbolik.
3)      Jenis-jenis aljabar yaitu aljabar dasar, aljabar abstrak, aljabar linear, aljabar universal dan aljabar komputer
4)      Bentuk-Bentuk Aljabar
·         Persamaan Linear Satu Variabel.
·         Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.

B.     Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah seharusnya kita sebagai calon pendidik haruslah banyak mengetahui tentang sejarah matematika. Dan siapa saja penemu yang berperan penting dalam kehidupan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Nur Hikmah, Dkk. 2010. Makalah “Sejarah Perkembangan Ilmu”. STAI Rakha: Amuntai.
Wahyudin, Sudrajat. 2003. Ensiklopedi Matematika untuk SLTP. Jakarta: Tarity Samudra Berlian.
Euler, L. 1984. Elements of Algebra (Diterjemahkan oleh John Hawlett dari Bahasa Perancis). New York: Springer-Verlag.
Krismanto, Al. 2003. Aljabar di SMP. Naskah bahan diklat pada Diklat Matematika untuk Guru SLTP, Juli 2003, di PPPG Matematika. Yogyakarta: PPPG Matematika.




Sumber lain:

Comments

Popular posts from this blog

ALAT PERAGA DAN MEDIA PEMBELAJARAN

untuk versi word klik di sini BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Jika kita melihat dinamika kehidupan ini, kita sudah tentu pasti melihat bahwa dunia ini terus mengalami perubahan demi perubahan. Perubahan tersebut adalah cenderung perubahan yang membawa ke hal yang lebih baik dari sebelumnya. Kita misalkan saja pada masalah teknologi yang semakin berkembang pesat menjadikan kita dituntut untuk mampu mengikuti arus tersebut. Mengikuti arus perkembangan zaman sangat perlu kita lakukan agar kita tidak termasuk orang yang tertinggal yang disebut kuno. Terkhusus untuk perkembangan teknologi, perkembangan ini sangat mempengaruhi berbagai bidang kehidupan kita di dunia hampir pada seluruh aspek kehidupan kita, baik itu dalam bidang sosial, budaya dan sebagainya. Begitu juga dalam dunia pendidikan, kita sangat membutuhkan teknologi demi kemajuan pendidikan yang lebih baik daripada sebelumnya. Dengan masuknya teknologi dalam dunia pendidikan, lembaga atau instansi pendidikan

Sistem Numerasi

Untuk versi word lebih jelas :), klik di sini BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang             Konsep bilangan dan pengembangannya menjadi sistem angka muncul jauh sebelum adanya pencatatan sejarah, sehingga evolusi dari sistem itu hanyalah merupakan dugaan semata. Petunjuk mengenai awal manusia mengenal hitungan ditemukan oleh arkeolog Karl Absolom pada tahun 1930 dalam sebuah potongan tulang serigala yang diperkirakan berumur 30.000 tahun. Pada potongan tulang itu ditemukan goresan-goresan kecil yang tersusun dalam kelompok-kelompok yang terdiri atas lima, seperti lllll lllll lllll. Sehingga  tidak diragukan lagi bahwa orang-orang primitif sudah memiliki pengertian tentang bilangan dan mengerjakannya dengan metode ijir (tallies), menurut suatu cara korespondensi satu-satu. Ijir adalah sistem angka yang berlambangkan tongkat tegak.             Jadi dapat kita buktikan bahwa orang orang terdahulu telah mengenal tulisan namun mereka tikak menggunakanangka untuk menghitung

Makalah Kurikulum 1994

untuk versi word klik di sini BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan pendidikan. Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai suatu kumpulan atau daftar pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit dengan cara pemberian nilai pencapaian belajar di kurun waktu tertentu. Kurikulum harus mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang berbeda secara individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun kemampuan belajar. Oleh karena itu, merumuskan suatu kurikulum sudah barang tentu bukan perkara gampang. Banyak faktor yang menentukan dalam proses lahirnya sebuah kurikulum. Dalam merancang kurikulum biasanya dibentuk suatu tim kerja khusus yang dapat berupa lembaga resmi, misalnya seperti Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Kurikulum sampai saat ini sebagai satu-satunya lembaga resmi bermandat menelurkan kurikulum bagi sekolah penyelenggara pendidikan nasional Indonesia. T