untuk versi word klik di sini
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika kita melihat dinamika kehidupan ini, kita sudah tentu
pasti melihat bahwa dunia ini terus mengalami perubahan demi perubahan.
Perubahan tersebut adalah cenderung perubahan yang membawa ke hal yang lebih
baik dari sebelumnya. Kita misalkan saja pada masalah teknologi yang semakin
berkembang pesat menjadikan kita dituntut untuk mampu mengikuti arus tersebut.
Mengikuti arus perkembangan zaman sangat perlu kita lakukan agar kita tidak
termasuk orang yang tertinggal yang disebut kuno.
Terkhusus untuk perkembangan teknologi, perkembangan ini
sangat mempengaruhi berbagai bidang kehidupan kita di dunia hampir pada seluruh
aspek kehidupan kita, baik itu dalam bidang sosial, budaya dan sebagainya.
Begitu juga dalam dunia pendidikan, kita sangat membutuhkan teknologi demi
kemajuan pendidikan yang lebih baik daripada sebelumnya. Dengan masuknya
teknologi dalam dunia pendidikan, lembaga atau instansi pendidikan akan
mengalami kemajuan yang pesat jika dibandingkan dengan yang tidak memakai
teknologi. Maka dari itu sudah selayaknya pendidikan di negara kita ini harus
kita upayakan agar semuanya merasakan teknologi demi kemajuan negara yang kita
cintai ini.
Media pendidikan yang memadai dan yang sesuai juga sangat
mempengaruhi atas perkembangan dan kemajuan pendidikan. Sudah seharusnya
sebagai tenaga pendidik kita harus mampu memberikan media pendidikan kepada
siswa kita agar mereka dapat berkembang dengan pesat pada ilmu pengetahuan
mereka.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan
media pembelajaran?
2.
Apakah yang dimaksud dengan
alat?
3.
Apakah media pembelajaran
sama dengan alat?
4.
Apa sajakah manfaat dari
media pembelajaran?
5.
Seberapa dalamkah pengaruh
alat atau media dalam pembelajaran?
6.
Bisakan siswa berkembang
dan maju tanpa media pembelajaran?
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memberitahukan betapa
pentingnya media pembelajaran dalam dunia pendidikan, dan bahwa dengan adanya
media pembelajaran, siswa akan mengalami peningkatan pesat pada pengetahuannya.
Penulis juga berharap agar pembaca mampu memberikan dan mendefinisikan media
pembelajaran kepada anak didiknya kini atau nanti.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alat Peraga
Alat Peraga terdiri dari dua kata yakni “alat” dan “peraga”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), alat adalah benda yang dipakai
untuk melakukan sesuatu, yang dipakai untuk mencapai yang dimaksud. Jadi dari
pengertian tersebut dapat kita pahami bahwa alat merupakan benda yang digunakan
untuk mencapai tujuan yang kita maksud misalnya untuk mengambil manggis, kita
menggunakan galah. Galah merupakan alat, sedangkan tujuan kita adalah untuk
mencapai buah manggis. Sedangkan peraga menurut kamus bahasa Indonesia adalah
memperlihatkan agar dapat disimak, menunjukkan, atau memamerkan. Jadi alat
peraga adalah alat yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu. Memperlihatkan
yang kami maksud bisa berupa penjelasan kepada siswa tentang pembelajaran yang
kita ajarkan.
Alat peraga dapat dimasukkan sebagai bahan pembelajaran
apabila alat peraga tersebut merupakan desain materi pelajaran yang
diperuntukkan sebagai bahan pembelajaran. Misalnya, dalam pembelajaran
klasikal, guru menggunakan alat sebagai peraga yang berisi materi yang akan
dijelaskan. Jadi alat peraga yang digunakan guru tersebut memang berbentuk
desain materi yang akan disajikan dalam pelajaran.
Adapun alat peraga menurut para ahli adalah:
a.
Menurut (1998); alat peraga
sebagai komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang merangsang siswa untuk
belajar.
b.
Suchramm; alat peraga dalam
pendidikan sebagai suatu teknik untuk menyampaikan pesan.
c.
Briggs; alat peraga
merupakan wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran.
d.
Menurut Soeparno; alat
peraga pada hakekatnya adalah suatu yang digunakan untuk memvisualkan suatu
konsep tertentu saja.
Jadi dari definisi yang disampaikan oleh para ahli dapat
kita paham bahwa alat peraga merupakan sesuatu yang digunakan oleh guru atau
pendidik yang fungsinya untuk menerangkan materi yang disampaikan agar lebih
jelas dan lebih memahamkan siswa akan pelajaran yang disampaikan. Tidak semua
siswa mampu memahami apa yang dijelaskan oleh guru, dan dengan adanya alat
peraga ini akan mampu mengatasi ketidakjelasan tentang materi yang disampaikan.
B. Pengertian Media
Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara atau
pengantar. Dalam bahasa
Arab media adalah perantara
atau pengantar pesan
dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar Arsyad, 2011:3). Menurut Gerlach dan
Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011), media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia,
materi dan kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Dalam pengertian ini, guru,
buku teks, dan lingkungan sekolah
merupakan media. Sedangkan
menurut Criticos yang
dikutip oleh Daryanto (2011:4)
media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan
dari komunikator menuju komunikan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
dalam proses belajar.
Media
pembelajaran adalah sarana
penyampaian pesan
pembelajaran kaitannya dengan
model pembelajaran langsung
yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi dan dalam
hal ini guru seyogyanya menggunakan
berbagai media yang sesuai. Media pembelajaran adalah alat bantu proses
belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar.
Menurut Heinich yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:4),
media pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan
penerima.
Bahan
pembelajaran dalam bentuk
media pembelajaran diklasifikasikan dalam beberapa bentuk.
a.
Media grafis,
yaitu media yang
menyajikan desain materi
dalam bentuk simbol-simbol
komunikasi visual. Media ini bersifat sederhana, mudah pembuatannya dan
relatif murah. Contoh
media grafis antara
lain: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster,
peta dan globe, papan buletin.
b.
Media audio,
yaitu media yang
menyajikan desain materi
dalam bentuk lambang lambang
auditif. Media audio ini terdiri dari: media radio, media rekaman, laboratorium
bahasa.
c.
Media Proyeksi
diam, yaitu media
yang menyajikan desain
pesan/materi layaknya media grafis, tetapi penyajiannya dengan teknik
diproyeksikan dengan peralatan yang disebut proyektor. Media proyeksi diam,
terdiri dari: film bingkai (slide), film rangkai (film strip), media
transparansi (overhead projector/transparancy).
d.
Media proyeksi
gerak, yaitu media
yang menyajikan desain
pesan/materi dalam bentuk obyek yang bergerak. Media Proyeksi gerak
digunakan melalui proses perekaman dan menggunakan alat perekam gerak (seperti
kamera video), atau menyajikan
gerakan-gerakan yang ditampilkan langsung oleh pemeran, yang
termasuk media ini, terdiri dari: film, televisi, komputer (animasi), dan
permainan simulasi.
e.
Media cetak, yaitu media
yang menyajikan desain pesan/materi (verbal tulis dan gambar) dalam bentuk
cetak. Contoh media cetak adalah buku, modul, surat kabar, majalah, LKS dan
sebagainya.
C. Perbedaan Media
Pembelajaran dengan Alat Peraga
Media pembelajaran dengan alat peraga dalam pendidikan merupakan
hal yang sangat membantu dalam kelancaran proses belajar mengajar, di mana
tanpa adanya media pembelajaran, siswa akan sulit bahkan tidak bisa untuk
belajar begitu juga dengan alat peraga dalam pelajaran akan menyebabkan siswa
lambat untuk berkembang dalam proses belajar mengajar. Kehadiran keduanya akan
sangat membantu siswa dalam belajar. Namun kedua tersebut memiliki perbedaan.
Adapun persamaan dari media pembelajaran dengan alat peraga
dalam dunia pendidikan atau khususnya sekolah adalah pada tujuan yang sama
yaitu meningkatkan hasil pada proses belajar mengajar. Selain itu persamaan
yang paling dekat adalah keduanya merupakan benda yang dapat dilihat dan
dipakai.
Di lain sisi, alat peraga dengan media pembelajaran
merupakan hal yang berbeda. Alat peraga lebih dikhususkan pada alat berupa
benda yang digunakan sebagai pendukung dan memperjelas apa yang ingin
disampaikan atau memperjelas tentang pelajaran yang sedang dipelajari. Benda
dalam alat peraga dapat kita contohkan yaitu kotak Aqua. Kotak ini kita sebut
alat peraga karena ini memperjelas penjelasan tentang kubus. Selain itu dalam
matematika juga banyak sekali alat peraga yang disediakan untuk menjelaskan
pelajaran kepada siswa, misalnya bola, kerucut penggaris, dan sebagainya.
Sedangkan pada media pembelajaran, ini lebih terfokus pada
sarana yang akan menyampaikan pesan atau pelajaran dengan cara lain. Misalnya
persentase menggunakan proyektor, buku pelajaran dari media cetak, belajar
melalui Online, belajar melalui video, dan sebagainya.
D. Landasan Media
Pembelajaran
Menurut Daryanto dalam bukunya Media Pembelajaran ada
beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain
landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.
1. Landasan Filosofis
Di dalam landasan filosofis ini terdapat suatu pandangan
bahwa “dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam
kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi”. Tetapi
pendapat tersebut mendapatkan suatu sanggahan bahwa dengan adanya berbagai
media pembelajaran, siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk menggunakan
media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya. Dengan kata lain,
siswa dihargai harkat kemanusiaannya dan diberi kebebasan untuk menentukan
pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya.
Pemakalah sendiri mempunyai pendapat yang sama dengan
Daryanto, bahwa yang terpenting adalah dilihat dari bagaimana pandangan guru
sendiri terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa
sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan
memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain maka baik menggunakan
media hasil teknologi baru maupun tidak, proses pembelajaran yang dilakukan
harus tetap menggunakan pendekatan humanis.
2. Landasan Psikologis
Landasan psikologis sangat penting dipertimbangkan dalam
penggunaan media pembelajaran, karena persepsi siswa juga sangat mempengaruhi
dalam menentukan hasil belajar. Oleh sebab itu, faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penjelasan persepsi, hendaknya di upayakan secara optimal agar proses
pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan
menurut Daryanto adalah:
·
Diadakan pemilihan media
yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa dan memberikan kejelasan
objek yang diamatinya.
·
Bahan pembelajaran yang
akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Dalam hal psikologis, anak akan lebih mudah mempelajari hal
yang bersifat konkrit, ada beberapa pendapat dari beberapa ahli, di antaranya:
·
Menurut Jerome Bruner, ada
tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive),
pengalaman piktorial atau gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).
Menurut Bruner, hal tersebut berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang
dewasa.
·
Menurut Charles F. Haban,
nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman
konsep. Beliau membuat jenjang berbagai jenis media mulai dari yang paling
nyata ke paling abstrak.
·
Menurut Edgar Dale,
tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar digambarkan sebagai suatu proses
komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa dapat
menguasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan ke
dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan siswa sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol
tersebut sehingga dipahami sebagai pesan (decoding). Cara pengolahan pesan oleh
guru dan murid dapat digambarkan sebagai berikut:
Pesan diproduksi dengan:
|
pesan dicerna dan
diinterpretasikan dengan:
|
Berbicara, menyanyi, memainkan alat musik,
dsb.
|
Mendengar
|
Memvisualisasikan melalui film, foto,
lukisan, gambar, model, patung, grafik, kartun, gerakan nonverbal
|
Mengamati
|
Menulis atau mengarang
|
Membaca
|
Menurut Daryanto (2010:13) kemampuan daya serap manusia dari
pengguna alat indra adalah sebagai berikut:
Penglihatan 82%
Pendengaran 11%
Penciuman 1%
Pencecapan 2.5%
Perabaan 3.5%
3. Landasan Teknologis
Teknologi pembelajaran atau teknologi pendidikan
(instructional technology/educational technology) menurut Daryanto (2010:14)
adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan,
serta penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran
merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam
situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu
(terintegrasi) yang melibatkan manusia, prosedur, ide, peralatan, dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek
belajar manusia.
Landasan teknologi ini sangat dibutuhkan, terutama untuk
memecahkan persoalan belajar manusia atau dengan kata lain mengupayakan agar
manusia (peserta didik) dapat belajar dengan mudah dan mencapai hasil secara
optimal. Pemecahan masalah belajar tersebut terjelma dalam bentuk semua sumber
belajar atau sering dikenal dengan komponen pendidikan yang meliputi: pesan,
orang atau manusia, bahan, peralatan, teknik, dan latar atau lingkungan.
Dari komponen-komponen sumber belajar dalam kawasan
teknologi di atas, dua diantaranya adalah bahan dan peralatan. Walaupun tidak
secara langsung media tercantum sebagai komponen sumber belajar, tetapi kedua
komponen tersebut sebenarnya adalah komponen media.
4. Landasan Empiris
Menurut sukiman dalam bukunya pengembangan media pembelajaran,
agar proses belajar dapat efektif perlu juga disesuaikan dengan tipe atau gaya
belajar peserta didik. Gaya belajar adalah kecenderungan orang untuk
menggunakan cara tertentu dalam belajar. Secara umum ada tiga macam gaya
belajar, yaitu:
a)
Visual, yaitu belajar
melalui apa yang dilihat. Ciri-ciri gaya visual adalah teliti terhadap yang
detail, mengingat dengan mudah apa yang dilihat, mempunyai masalah dengan
instruksi lisan, tidak mudah terganggu dengan suara gaduh, pembaca cepat dan
tekun, lebih suka membaca dari pada dibacakan, lebih suka metode demonstrasi
dari pada ceramah, bila menyampaikan gagasan sulit memilih kata, rapih dan
teratur, dan penampilan sangat penting.
b)
Auditorial, yaitu belajar
melalui apa yang didengar. Ciri-ciri gaya belajar auditorial adalah bicara pada
diri sendiri saat bekerja, konsentrasi mudah terganggu oleh suara ribut, senang
bersuara keras ketika membaca, sulit menulis tapi mudah bercerita, pembicara
yang fasih, sulit belajar dalam suasana bising, lebih suka musik dari pada lukisan,
bicara dalam irama yang terpola, lebih suka gurauan lisan dari pada membaca
buku humor, dan mudah menirukan nada, irama dan warna suara.
c)
Kinestetik, yaitu belajar
lewat gerak dan sentuhan. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah berbicara
dengan perlahan, menanggapi perhatian fisik, menyentuh orang untuk mendapat
perhatian, banyak bergerak dan selalu berorientasi pada fisik, menggunakan jari
sebagai penunjuk dalam membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, tidak bisa
diam dalam waktu lama, menyukai permainan yang menyibukkan, selalu ingin
melakukan sesuatu, dan tidak mudah mengingat letak geografis.
Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, pemilihan
media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru. Akan tetapi harus
mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pembelajar, materi pelajaran,
dan media itu sendiri.
E. Prinsip Media
Pembelajaran
1.
Tidak ada suatu media yang
terbaik untuk mencapai semua tujuan pembelajaran.
2.
Penggunaan media harus
didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dengan demikian
pemanfaatan media harus menjadi bagian integral dari penyajian pelajaran.
3.
Penggunaan media harus
mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaran
yang disajikan.
4.
Penggunaan media harus
disesuaikan dengan bentuk kegiatan belajar yang akan dilaksanakan seperti
belajar klasikal, kelompok kecil, belajar secara individual dan belajar
mandiri.
5.
Guru hendaknya kenal betul
dengan alat yang akan digunakan. Penggunaan media harus disertai persiapan yang
cukup seperti mempreview media yang akan
dipakai, mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.
6.
Penggunaan media harus
diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif peserta.
7.
Media yang digunakan
hendaknya dipilih secara objektif, tidak didasarkan atas kesenangan pribadi.
8.
Aneka ragam media
9.
Kepraktisan dan
ketersediaan media.
F. Fungsi Media Pembelajaran
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian
dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar).
Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini
istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah
instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam
perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan
singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik,
meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai
bahan ajar Online.
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu Fungsi atensi, Fungsi afektif,
Fungsi kognitif, Fungsi kompensatoris.
a.
Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
pelajaran. sering kali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi
pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak
disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar
khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat
menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka
terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran
semakin besar.
b.
Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual
dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah
sosial atau ras.
c.
Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan
penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar.
d.
Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam
teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi
untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
e.
Fungsi motivasi
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat
direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah
melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak
(turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan sumbangan
material). Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
f.
Fungsi Informasi
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan
dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk
penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan,
atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama,
atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para
siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas
pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada
perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.
g.
Fungsi Instruksi
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi
yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau
mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat
terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat
dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif.
Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman
yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.
G. Manfaat Media
Pembelajaran
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan
sebagai berikut:
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti
misalnya:
a.
Objek yang terlalu besar,
bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;
b.
Objek yang kecil dibantu
dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c.
Gerak yang terlalu lambat
atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
d.
Kejadian atau peristiwa
yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film
bingkai, foto maupun secara verbal;
e.
Objek yang terlalu kompleks
(misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain,
dan
f.
Konsep yang terlalu luas
(gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di visualkan dalam
bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
g.
Menimbulkan kegairahan
belajar;
h.
Memungkinkan interaksi yang
lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;
i.
Memungkinkan anak didik
belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Alat peraga adalah suatu benda yang digunakan untuk
memperjelas penjelasan yang dipelajari siswa. Terkadang jika hanya mendengar
saja, siswa belum tentu mampu menangkap sepenuhnya tentang apa yang dipelajari.
Oleh karena itu, sangat dibutuhkan penjelasan melalui alat peraga oleh para
guru. Alat peraga diadakan demi terwujudnya cita-cita suatu dunia pendidikan
yakni untuk mencerdaskan anak bangsa.
Media pembelajaran juga tidak kalah penting dengan alat
peraga. Keduanya sama-sama digunakan untuk mempercepat proses penangkapan siswa
akan ilmu pengetahuan yang diberikan. Dengan adanya media, siswa biasanya
menjadi lebih bergairah dan bersemangat untuk mengikuti pelajaran dibandingkan
dengan yang tidak diberikan medali pembelajaran.
Alat peraga dan media pembelajaran jika ditinjau lebih
lanjut, maka akan terlihat perbedaannya. Jika alat peraga merupakan benda yang
digunakan untuk memperjelas suatu penjelasan, media lebih menekan pada sarana.
Media yang dimaksud di sini digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan
atau materi yang akan diberikan kepada siswa.
Contoh alat peraga misalnya kardus, bola, kerucut dan
sebagainya untuk menjelaskan benda matematika, sedangkan contoh media berupa
Grafis, media audio visual, media proyeksi dan sebagainya.
b. saran
Kami sebagai pemakalah berharap bagi seluruh pendidik untuk
memanfaatkan dan mengadakan alat peraga dan media dalam pendidikan, karena hal
ini sangat mempengaruhi kemajuan dalam dunia pendidikan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto,
2010, Media Pembelajaran, Bandung: Satu Nusa.
Prof. Dr.
Azhar Arsyad, MA., 2002, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers.
Dr.
Sukiman, M.Pd., 2012, Pengembangan Media Pembelajaran, Yogyakarta: Pedagogia
Soeparno.
1987. Alat Peraga Pendidikan. Jakarta: CV. Karya Mandiri.
http://www.asikbelajar.com/2013/09/pengertian-manfaat-jenis-dan-pemilihan.html
http://digilib.unila.ac.id/781/8/BAB%20II.pdf
Comments
Post a Comment